Dukungan sosial merupakan faktor psikososial yang paling sering dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental, termasuk depresi. Meskipun temuan penelitian yang mengaitkan kedua variabel ini cenderung inkonsisten, ekslusi sosial, yang merupakan antitesis dari dukungan sosial, ditemukan punya kontribusi penting sebagai etiologi berbagai macam gangguan mental (social defeat hypothesis). Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi keterkaitan antara dukungan sosial dan depresi dengan menganalisis semua penelitian yang diterbitkan dan ditulis dalam Bahasa Indonesia, yang studinya dilakukan pada populasi masyarakat Indonesia. Penulis menelusuri 7022 naskah akademik dari 4 basis data (Google Scholar, Portal Garuda, neliti.com, dan Indonesia OneSearch), yang menginvestigasi kaitan antara depresi dan dukungan sosial. Penulis melakukan meta-analisis (k=13) dengan estimator DerSimonian-Laird untuk menentukan derajat heterogenitas dan pooled correlation coefficient (model RE; pooled r=-0.28; 95% CI [-0.43, -0.13]; I2=89.5%; nilai p<.001; df=12). Selanjutnya, penulis melakukan meta-regression untuk menyelidiki penyebab heterogenitas dengan variabel kerentanan partisipan penelitian sebagai moderator. Namun, hasil meta-regresi menunjukkan kerentanan partisipan berkontribusi sangat kecil (coeff=0.079; nilai p=0.514) dalam menjelaskan heterogenitas studi (model ME; I2=88.5%; nilai p<.001; df=12). Penulis juga melakukan analisis atas kemungkinan terjadinya bias publikasi dengan funnel plot dan ditemukan bahwa kerentanan partisipan penelitian adalah penyebab funnel plot menjadi asimetris. Penulis juga melakukan Rosenthal’s fail-safe N analysis untuk mendeteksi file drawer effect (fail-safe N=628; nilai p<.001). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa investigasi mengenai kaitan antara dukungan sosial dan depresi perlu ditunjang dengan metodologi yang lebih cermat dan pelaporan yang yang lebih transparan.